Aku dan Para Pohon

Kenapa jika melihat pepohonan hati kita menjadi tenang dan damai. Karena pepohonan identik dengan warna hijau. Dan warna hijau adalah salah satu bocoran warna surga, subhanallah.

Tapi, kalau sudah melihat realita bahwa saat ini pohon semakin sering ditebang membuat miris. Fungsi pohon bukan hanya sebatas penyegar pemandangan, namun juga sebagai penyeimbang hukum alam. Di mana akar pohon menyerap air dan bisa mencegah terjadinya banjir maupun longsor. Kalau sudah terlanjur terjadi banjir maupun longsor maunya menyalahkan pemerintah, sedangkan kita pura-pura lupa bahwa penyebabnya mungkin ulah dari tangan kita sendiri.

Banyak dari kita yang kurang menyadari betapa pentingnya melestarikan kekayaan alam. Suka seenaknya dan tidak peduli akan masa depan. Kita harus berhati-hati, karena tanpa kita sadari ekosistem akan rusak dan yang rugi kita dan anak cucu kita.

Padahal jelas, ya. Di Al-Quran Allah SWT mewahyukan bahwasanya kita dilarang meninggalkan generasi yang lemah.

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ

وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Artinya:“Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”. (an-Nisa’: 9)

Ayat tersebut bisa dimaksudkan termasuk menjaga alam dan kelestarian hidup bagi masa depan anak cucu kita.
Jadi, kawan.
Marilah kita ubah kebiasaan kita yang kurang peduli pada alam. Termasuk membuang sampah seenaknya, menebang pohon sembarangan, dan kurang tanggap mengajak sanak saudara sekitar untuk lebih peduli lagi.
Semoga kita termasuk golongan yang tidak merugi. Wallahua'lam.

Lamongan-Jombang-Kediri

Comments

Popular posts from this blog

Manajemen Hati, perlukah?

Love and Faith

Day 8 | Barang yang Selalu Kubawa