"Euforia Pemilu 2014"
“Euforia Pemilu 2014” - Pengalaman Pertama Memilih Presiden :)
Lamongan, 9 Juli 2014.
Hari ini bertepatan dengan hari
Rabu, namun hawa Rabu ini tidak seperti rabu-rabu sebelumnya. Euforia pesta
Demokrasi makin tercium seiring hangatnya mentari yang mulai membumbung, ini
adalah hari yang saya tunggu-tunggu sejak 5 tahun terakhir. Sejak dulu saya
ingin sekali merasakan berada di balik bilik TPS memandangi deretan foto
kandidat calon presiden dan mencoblos siapapun yang menarik hati nurani saya.
Hihi..
Pagi-pagi benar saya bersiap
untuk mendatangi kediaman salah seorang tetangga yang dijadikan pos TPS 1, ada
sedikit kekhawatiran dan degup-degup tak beraturan ketika saya mengeluarkan
motor di pelataran rumah, kebetulan seluruh keluarga naik mobil karena harus
mendampingi Abah yang tidak bisa dibiarkan jauh-jauh dari kursi roda. Dan tentu
sederetan paklik-paklik dan bulik saya serta rombongan sepupu kecil saya yang
tidak akan rela melepas tangan dari ibuk-ibuknya membuat saya harus legowo naik
motor sendirian menuju lokasi, :D
5 tahun yang lalu saya masih
berumur 16 tahun, ketika itu saya masih berada di kawasan pondok pesantren TQ.
Al-Hikmah Purwoasri Kediri-Asuhannya KH. Abdunnashir BSA, dan Ibu nyai Hj.
Mas’uddah Nashir (Semoga kesehatan dan keberkahan senantiasa tercurah pada
beliau sekeluarga, amin). Ketika itu saya dan kumpulan santriwati agak
“tanda-tanya” sedang ngobrol ngalor ngidul membicarakan hal yang kurang penting
dan sesekali cekikikan yang saya yakin banyak mbak-mbak dan adek-adek santri
yang merasa terganggu, mohon maaf atas segala khilaf nggeh. J
Saat heboh-hebohnya pemilihan
calon presiden entah kenapa terbesit dalam pikiran saya ingin sekali merasakan coblosan
pemilu presiden dan cawapres. Bagi saya itu adalah momen terbesar dan terpenting,
memilih pemimpin untuk 5 tahun yang akan datang. Wiih, bukan main-main itu.
Akan sangat disayangkan jika dilewatkan, untuk saya pribadi.
Kembali ke masa sekarang. Ketika
saya menuju parkiran motor, saya sedikit mengernyitkan kening ketika melihat
hanya beberapa motor yang menghiasi pelataran lokasi TPS, ini apa saya yang
kepagian atau orang-orang kesiangan? -_- Ah, husnudzan aja. Saya yang
celingak-celinguk mengintip dari kejauhan ternyata menarik kecurigaan beberapa
bapak satpam penjaga TPS, mungkin karena kostum saya yang agak berbeda dengan
yang lainnya, dari ujung kepala sampai kaki rasanya tidak luput dari perhatian
bapak setengah baya itu. Penampilan yang terlalu rapi seperti mau ujian
proposal saja, lengkap dengan sepatu fantofel membuat bapak tadi mengernyitkan
dahinya hingga berlipat-lipat. Hihi.. maklum saja, ibu-ibu yang kebetulan baru
datang ke lokasi dan bebarapa pengunjung TPS tampak biasa-biasa saja dalam
berpakaian, tidak ada yang seresmi dan selicin saya. Harapa maklum, ini
pengalaman pertama saya Pak.. buk. Wajar kalau gugup. :D
Dengan setengah menahan malu saya
beranikan masuk ke tempat pengambilan suara, biasanya kalau gugup tanpa sadar
kedua lutut saya bergerak-gerak tak tentu arah. Saya baru tersadar ketika
melihat kertas hak suara saya terjatuh di pangkuan. Hihi.. Asli saya
menikmatinya. Ketika giliran saya menuju bilik suara, hati saya tidak karuan
rasanya. Allah, beginikah rasanya pertama kali mencoblos? Apa semua orang juga
merasakannya ya? Hoo..
Senang, gugup dan campur aduk
berlomba-lomba menyoraki saya yang terlihat kaku saat membuka kertas
bergambarkan foto kedua calon presiden dan calon presiden. Lama sekali saya
mengamati foto beliau-beliau yang tampak gagah dan tanpa cela, tentu sambil
menikmati detik demi detiknya berada di bilik TPS. :D
Bismillah.. Jleb.. Dengan mantap
saya mencoblos Bapak “itu” sambil berdoa supaya apapun yang terjadi, siapapun yang
menang semoga bisa memegang amanah dengan sebaik-baiknya, dan untuk yang belum
menang, semoga bisa legowo dan saling mendukung. ^_^ Toh sama-sama penduduk
Indonesianya..
Alhamdulillah.. telah tuntas
kewajiban saya dalam memeriahkan pesta demokrasi dan menjunjung tinggi nama
Indonesia. Beribu-ribu syukur alhamdulilah terus saya dendangkan bagi-Nya sang
Maha segala Maha.
Berbeda dengan ketika saya yang
berlama-lama menikmati suasana memegang paku dan kertas suara, ketika sudah
selesai saya justru cepat-cepat beranjak menuju kotak pengumpulan, seolah-olah
takut kertas suaranya akan terjatuh dan tidak bisa segera memasuki box kertas
suara. Saya sampai lupa tata tertib dan nyelonong girang menuju parkiran sampai
salah satu bapak satpam mencegat saya dan menyuruh kembali ke ruangan, eh?
Ternyata pemirsa, saking
gembiranya saya bisa milih presiden saya sampai lupa tidak men-cap jari saya
dengan tinta biru yang sudah disediakan di samping box suara. Ya Allah, malu.-_-
^^
#Ini pengalamanku.. apa
pengalamanmu? :D
Comments
Post a Comment